Widy Alif Putra Said

Good Start Will Lead You To A Great End.

Widy Alif Putra Said

Good Start Will Lead You To A Great End.

Widy Alif Putra Said

Good Start Will Lead You To A Great End.

Widy Alif Putra Said

Good Start Will Lead You To A Great End.

Widy Alif Putra Said

Good Start Will Lead You To A Great End.

Translate

Kamis, 04 Desember 2014

VIDEO SISTEM PERIODIK UNSUR

Kali ini saya memposting bebrapa video tentang Sistem Periodik Unsur, Apabila ingin menelihat dan mempelajarinya video bisa diunduh pada link dibawah ini 

Cara Mudah Menghapal Unsur Golongan A
 Download Disini

Sistem Periodik Unsur
 Download Disini

Tabel Periodik Unsur
Download Disini

Selamat Belajar ....... !

PENETASAN NANOPARTIKEL EMAS

 
Penetasan nanopartikel emas yang dilapisi dengan kerangka tipis oksida memungkinkan surface-enhanced Raman scattering (SERS) untuk menguji varietas sample yang lebih luas, termasuk dengan yang menggunakan morfologi tak beraturan.
SERS biasanya meliputi penempatan suatu sample pada suatu permukaan metal yang kasar, yang memperkuat sinyal Raman dari suatu sample tersebut. Zhong Qun Tian dari Xiamen University, di Cina; Zhong Lin Wang dari Georgia Tech; beserta para rekan kerjanya mengubah konfigurasi biasa ini secara terbalik.
Para peneliti menetasakan suatu sample dengan silica – atau alumina-yang dilapisi dengan nanopartikel emas dan kemudian mengumpulkan spectra Raman (Nature 2010, 464, 392). Mereka menyebut menamainya dengan metode baru kerangka –nanopartikel terisolasi –yang memperkuat spektroskopi Raman, atau SHINERS.
“Smart dust” meliputi nanopartikel emas berukuran 55-nm yang dibungkus dengan suatu kerangka silica atau alumina. Kerangka ini, yang ketebalannya berukuran 2 nm, mengisolasi beberapa partikel dari suatu sample dan dari tiap-tiapnya, namun masih memungkinkan peningkatan sinyal Raman. “Tiap-tiap partikel seperti lubang yang mandiri, tetapi lapisannya cukup tipis guna memungkinkan emas tersebut secara efektif meningkatkan sinyal Raman pada permukaan molekul yang akan dideteksi,” kata Wang.
“Pelapisan dialektris merupakan suatu ide yang bagus, karena hal ini mengubah kelembaman partikel,” kata Renato Zenobi dari Swiss Federal Institute of Technology, Zurich, penemu metode terkait yang dinamakan tip-enhanced Raman spectroscopy (TERS).
Debu tersebut meningkatkan tingkat sensitifitas relative SHINERS dan TERS. Dibandingkan dengan TERS, SHINERS mempunyai sedikit resolusi spasial namun memiliki intensitas sinyal yang lebih tinggi dari sejumlah besar nanopartikel pada sampelnya, kata Zenobi.
Dengan menggunakan SHINERS, Tian, Wang, beserta para rekan kerjanya menganalisa suatu jangkauan luas dari suatu sampel. Mereka mengukur adsorpsi hidrogen pada permukaan datar kristal tunggal yang terbuat dari platinum dan silicon. Mereka juga memperoleh spectra protein pada dinding sel ragi. Bahkan mereka mampu untuk mendeteksi residu peptisida pada buah-buahan segar.
Wang mengharapkan penggunaan teknik ini pada alat portable tangan yang dapat “membuat Raman ini berpindah dari laboratorium ke keseharian orang-orang.”

TEKNOLOGI NANO DAN TEKNOLOGI KUANTUM

e4ed5b9decf6edde84c8943307b5812c_fusi-electron
RAHASIA DIBALIK NANO TEKNOLOGI
Nanoteknologi telah dianggap sebagai ilmu pengetahuan baru di masa mendatang, dengan inovasi terbaru menggunakan partikel mikro yang dapat digunakan untuk menghilangkan kerut wajah, memperkokoh botol kemasan, dan membersihkan pakaian tanpa air. Nanoteknologi adalah teknologi yang menggunakan skala nanometer, atau sepersemilyar meter, merupakan teknologi berbasis pengelolaan materi berukuran nano atau satu per miliar meter, dan merupakan lompatan teknologi untuk mengubah dunia materi menjadi jauh lebih berharga dari sebelumnya.
Dengan menciptakan zat hingga berukuran satu per miliar meter (nanometer), sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Sehelai rambut manusia, secara kasarnya memiliki diameter 80.000 nanometer. Itu berarti ukurannya bisa mencapai 100.000 kali lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia.
Seluruh benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Para ilmuwan mengatakan bekerja dengan partikel-partikel ini dapat memberi harapan untuk membangun mesin miniatur atom, sama seperti setiap mahkluk hidup juga tersusun dari atom.
Pengaruh Manusia
Masalahnya adalah bahwa partikel-partikel ini dapat membahayakan tubuh manusia, dan ilmuwan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka benar-benar dapat memahami efek yang dihasilkan dari penggunaan nanoteknologi ini. Partikel nano sangat kecil sehingga dapat masuk melalui sebuah membran sel tanpa diketahui namun dapat membawa cukup besar materi asing di antara untaian DNA.
Tidak ada studi kesehatan jangka panjang terhadap masalah ini, namun para peneliti telah mengamati kanker otak pada ikan yang mencernakan sejumlah kecil partikel karbon nano. Tikus yang menghirup karbon nanotube memiliki masalah pada paru-parunya.
Tidak perlu risau memikirkan hal-hal ini akan membahayakan, kata John Balbus, kepala ilmuwan kesehatan di Enviromental Defense, sebuah lembaga kebijakan umum. Namun kita perlu berhati-hati pada kemampuan partikel nano yang dapat masuk ke dalam tubuh di mana partikel-partikel kimia lainnya tidak memiliki kemampuan tersebut.
Para ilmuwan meramalkan bahwa dalam beberapa tahun kedepan diyakini akan terjadi revolusi industry kelima yang berdampak luar biasa,diman tercetus dari rahim nanoteknologi yang baru solid terbentuk pada awal millennium kedua.
menurut Nurul Taufiqu Rochman Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI), “Nanoteknologi diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21.
Pengembangan nanoteknologi di Indonesia boleh dikatakan masih sangat prematur. Kondisi ini,tidak jauh berbeda dengan negara-negara Asean lainnya.
“Ke depan, industri yang tidak menerapkan nanoteknologi tidak akan mampu ikut dalam persaingan global,” menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Depperin Dedi Mulyadi. Oleh karenanya, berbagai negara di dunia, terutama negara-negara maju, berusaha keras melakukan berbagai strategi penguasaan dan pengembangan nanoteknologi. Strategi pengembangan nanoteknologi pada masing-masing negara tersebut, umumnya mengacu pada kompetensi negaranya.
BEBERAPA MANFAAT NANOTEKNOLOGI
Manfaat Nanoteknologi Untuk Mengobati Penyakit
Mengatasi bahkan mengobati penyakit pun bisa dilakukan nanoteknologi. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi obat, cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu. Hal itu menjadi kenyataan setelah sejumlah profesor dari Universitas Tsinghua dan Universitas Beijing, RRC, melakukan riset bertahun-tahun untuk menggabungkan pengobatan tradisional Cina dengan teknologi modern berupa bioteknologi dan nanoteknologi.
Hasilnya, ternyata bahan baku alami obat tradisional Cina dapat diperkecil hingga ke ukuran nano, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh, menstabilkan tubuh pada fungsi hati, melancarkan aliran darah, meningkatkan peredaran darah, melarutkan darah yang mengental dan menggumpal, mengurangi daya hambat pembuluh darah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan ke tingkat normal pada penderita hipertensi.
Memproses Makanan Dengan Nanoteknologi
Makanan sehat dan bergizi yang mampu diserap dengan baik oleh tubuh, ternyata jauh lebih baik jika makanan tersebut diproduksi dengan menggunakan nanoteknologi. Oleh ilmuwan asal Belanda, nanoteknologi menjanjikan teknik yang dapat membawa bahan gizi yang sehat untuk membawa tubuh lebih efisien dalam menyerap kandungan nutrisi dalam makanan, sehingga tidak ada vitamin baik di dalam makanan, yang terbuang percuma.
Para peneliti tersebut, tengah berusaha keras agar makanan yang dihasilkan dari nanoteknologi benar-benar bisa membawa dampak positif. Apalagi, ada beberapa peneliti yang meyakini kandungan logam, perak, dalam kemasannya dapat membahayakan.
Teknologi Kuantum dan Komputer Masa Depan

Kecepatan komputer mengolah informasi sangat ditentukan oleh prosesornya. Dalam teknologi digital silikon (konvensional), untuk meningkatkan kecepatan prosesor kerapatan transistor dalam cip prosesor harus ditingkatkan. Upaya untuk meningkatkan kerapatan transistor ini tidak mungkin dilakukan terus menerus tanpa batas karena suatu saat pasti akan mencapai maksimum, yaitu ketika ukuran transistor sudah tidak dapat diperkecil lagi. Pada keadaan ini perlu ditemukan teknologi baru, misalnya teknologi kuantum, untuk meningkatkan kecepatan prosesor.Istilah kuantum (quantum) belakangan ini mulai populer dan sering digunakan dalam berbagai konsep yang memperkenalkan suatu paradigma baru, misalnya quantum learning, quantum teaching, quantum business, dan sebagainya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu fisika dan informasi, belakangan ini telah mulai dikembangkan komputasi kuantum yang menggunakan prinsip-prinsip fisika kuantum. Komputasi kuantum ini nantinya diharapkan dapat melahirkan teknologi kuantum yang memungkinkan terobosan teknologi untuk mewujudkan komputer masa depan (komputer kuantum) yang bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan komputer konvensional yang dikenal saat ini.
Apa yang membedakan komputer kuantum dari komputer konvensional (digital)?
Kita dapat mulai dengan mengamati secuil satuan informasi yang disebut satu bit, yaitu satu sistem fisis yang dapat dinyatakan dalam satu di antara dua keadaan (dua nilai logik) yang berbeda:
ya atau tidak,
benar atau salah,
0 atau 1.
Satu bit informasi dapat diberikan oleh dua keadaan polarisasi cahaya atau dua keadaan elektronik suatu atom. Namun, jika satu atom dipilih untuk merepresentasikan satu bit informasi maka menurut mekanika kuantum di samping kedua keadaan elektronik yang berbeda, atom tersebut dapat pula berada dalam keadaan superposisi (paduan) dua keadaan tersebut. Atom tersebut dapat berada pada keadaan 0 dan 1 secara serentak. Secara umum, satu sistem kuantum dengan dua keadaan atau quantum bit (qubit) dapat dibuat berada dalam suatu keadaan superposisi dari kedua keadaan logiknya.
Perbandingan berikut. Register konvensional tiga bit dalam satu saat hanya dapat menyimpan satu dari 8 kemungkinan keadaan yang berbeda seperti:
1. 000 =0
2. 001 =1
3. 010 =2
4. 011 =3
5. 100 =4
6. 101 =5
7. 110 =6
8. 111 =7
Sebaliknya, suatu register kuantum tiga qubit dalam satu saat dapat menyimpan 8 kemungkinan keadaan yang berbeda tersebut secara serentak sebagai suatu superposisi kuantum. Jika jumlah qubit terus ditambahkan pada register maka kapasitas penyimpanan keadaan (informasi) dalam register akan meningkat secara eksponensial, yaitu secara serentak 3 qubit dapat menyimpan 8 keadaan berbeda, 4 qubit dapat menyimpan 16 keadaan berbeda, dan seterusnya sehingga secara umum N qubit dapat menyimpan sejumlah 2N keadaan berbeda.
DUA PAKAR KUANTUM OPTIK MERAIH PENGHARGAAN NOBEL
Ahli kuantum optik Serge Haroche asal Prancis dan David J. Wineland asal Amerika Serikat meraih anugerah Nobel Fisika tahun ini. Keduanya berjasa menyusun eksperimen untuk meneropong partikel kuantum yang tak kasat mata.
“Pekerjaan mereka menjadi gerbang komputasi kuantum,” ujar komite Nobel dalam pengumuman yang disiarkan langsung, Selasa, 9 Oktober 2012.
Kedua fisikawan secara terpisah mempelajari benda-benda kecil yang tak kasat mata. Mereka mampu menjinakkan dan mengurung partikel cahaya, ion, dan atom dan menyimpannya ke dalam ruangan yang sempit. Bagi fisikawan, partikel ini dianggap liar dan sulit ditangkap. Padahal, penelitian fisika kuantum membutuhkan partikel jinak untuk diperiksa interaksinya.
Teknik memerangkap partikel yang amat kecil ini kemudian dipakai untuk berbagai teknologi yang bermanfaat di masa depan. Partikel bermuatan yang diperangkap Wineland dari Harvard University, misalnya, bisa dijadikan bandul jam paling akurat di jagat raya. Jika jam bandul ion dinyalakan sejak awal pembentukan alam semesta–sekitar 14 miliar tahun lalu–kesalahan jam tersebut hanya sebesar 5 detik saja. Jam paling akurat saat ini menggunakan atom caesium sebagai bandul.
Teknik memerangkap partikel cahaya oleh Haroche yang kini bekerja di Universite Pierre et Marie Curie menjadi dasar bagi era baru komputasi. Selama ini informasi komputer dikirimkan ke melalui kode 1 dan 0 secara bergantian. Namun kuantum komputer yang menggunakan prinsip fisika kuantum memungkinkan ilmuwan mendobrak batasan ini. Dalam komputasi kuantum, informasi seperti 1 dan 0 bisa dikirim bersamaan. Akibatnya, jumlah informasi yang dikirimkan bisa lebih cepat dan lebih banyak.

MEMASAK TELUR DENGAN HANDPHONE

 
Masak telur pake HP….penasaran??
kalau Anda pernah memasak telur dengan air di atas kayu bakar itu biasa, kalau anda memasak telur dalam rice cooker itu bukan hal yang aneh. tapi kalau Anda memasak dengan HP itu baru luar biasa. Tidak perlu pake kompor atau api…

Jadi, gimana caranya masaknya?
Siapkan : ->> 2 buah handphone
->> pulsa secukupnya
->> penuhi baterai handphone
->> waktu selama 65 menit

Taruh telur diantara 2 buah handphone (handphone berada di antara dua buah sisi telur.)
lakukan panggilan dengan kedua handphone tersebut.
> 15 menit pertama belum ada reaksi apa-apa
> menit ke 25 telur mulai hangat
> di menit 45 telur mulai panas
> 65 terakhir telur siap disajikan

Kejadian ini adalah bagaimana radiasi dari handphone dapat memodifikasi protein yang ada dalam telur. dengan cara seperti ini dapat pula untuk memasak protein yang ada di kepala manusia.
Nah…. Hal tersebut di atas untuk mengingatkan agar jangan terlalu lama nelpon karena bisa saja radiasi HP tersebut membuat masak kepala kita.

SISTEM PERIODIK UNSUR (SPU)

Image
Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.

Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur

Pengelompokan atas Logam dan NonLogam

Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Tentu saja pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana, sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.

Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ,seorang profesor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambilan kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak bermanfaat.

Hukum Oktaf Newlands

J.W. Newlands merupakan orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Pada tahun 1863, ia menyatakan bahwa sifat sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan dan seterusnya.  Image

Sistem Periodik Mendeleev

Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan berani menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom, massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Image
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.

Sistem Periodik Modern dari Hhenry G. Moseley

Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53).

Sistem Periodik Modern

Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.
Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode
Jumlah Unsur
Nomor Atom
1
2
1-2
2
8
3-10
3
8
11-18
4
18
19-36
5
18
37-54
6
32
55-86
7
32
87-118
Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:
    • Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
    • Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya:
    • Golongan IA            : logam alkali (kecuali hidrogen)
    • Golongan IIA           : logam alkali tanah
    • Golongan VIIA         : halogen
    • Golongan VIIIA        : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam
  • Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA
  • Unsur transisi dalam
Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
    • Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoid atau lantanida
    • Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga  disebut aktinoida atau aktinida
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
  • Nomor periode sama dengan jumlah kulit
  • Nomor golongan sama dengan elektron valensi
Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron.

Sifat-sifat Periodik Unsur

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti.
    • Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya.
    • Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya
Image
Energi Ionisasi
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.
  • dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil
  • dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah
Besar  kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi ionisasi
  • dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang
  • dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat. Oleh karena itu energi ionisasi bertambah
Image
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron
  • Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang
  • Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah
  • Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula.
Sifat Logam dan Nonlogam
Sifat logam bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas elektron, dan semakin berkurang sifat logamnya.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Image


PPT tentang SPU secara lengkap dapat di download pada link di bawah ini
Download Disini

Rabu, 03 Desember 2014

SISTEM PERIODIK UNSUR DAN KONFIGURASI ELEKTRON

Capture 19
Sistem periodik unsur disusun berdasarkan pengamatan sifat kimia dan sifat fisis unsur-unsur. Unsur yang mempunyai kemiripan sifat kimia dan sifat fisis diletakan dalam satu golongan.
4A tabel SPU
Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan tabel sistem periodik unsur pada Gambar 1 ?4a kesimpulan 1
Ada keterkaitan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik. Untuk mengetahui hubungan tersebut dapat diambil beberapa contoh konfigurasi elektron dari beberapa unsur pada beberapa golongan berikut ini.
  • Unsur Pada Golongan IA dan IIA
Konfigurasi elektron unsur-unsur golongan IA dan IIA dapat dirangkum sebagai berikut :
Capture 21
Capture 23
Capture 22
Berdasarkan Tabel 2 apa yang dapat anda simpulkan ?
 Capture 24
  • Unsur Pada Golongan IIIA – VIIIA
Bila menggunakan cara yang sama dengan Tabel 2 unsur-unsur golongan IIIA sampai dengan unsur-unsur golongan VIIIA, akan terlihat bahwa elektron valensinya akan menempati subkulit p. Berdasarkan hal tersebut, maka unsur-unsur golongan IIIA sampai dengan golongan VIIIA disebut dengan unsur blok p.
Capture 23
capture 25
  • Unsur pada golongan IB – VIIIB
Unsur-unsur pada golongan IB-VIIIB mempunyai elektron valensi (n-1)dx nsy dan dikenal sebagai unsur blok d.
  • Unsur pada deret lantanida dan aktinida
Unsur-unsur pada deret Lantanida dan Aktinida memiliki elektron valensi (n-2)fx (n-1)d10 ns2 dan dikenal dengan unsur blok f
berdasarkan penjelasan di atas maka dapat digambarkan pembagian blok dalam SPU yaitu :
Capture 26
Blok s dan blok p digolongkan sebagai unsur-unsur golongan utama, blok d sebagai unsur transisi, sedangkan blok f sebagai unsur golongan transisi dalam.
Capture 27

KEGUNAAN SISTEM PERIODIK


Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:
1. Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam dan unsur non logam.
2. Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Sistem Periodik dan Aturan Aufbau; Blok s, p, d, dan f
Kaitan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron (asas Aufbau) dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.
Dapat kita lihat bahwa asas Aufbau bergerak dari kiri ke kanan sepanjang periode, kemudian meningkat ke periode berikutnya. Setiap periode dimulai dengan subkulit ns dan ditutup dengan subkulit np (n = nomor periode).

1s2s, 2p3s, 3p4s, 3d, 4p5s, 4d, 5p6s, 4f, 5d, 6p7s, 5f, 6d
Periode1234567
Berdasarkan jenis orbital yang ditempati oleh elektron terakhir, unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi atas blok s, blok p, blok d, dan blok f.
a. Blok s: golongan IA dan IIA
Blok s tergolong logam aktif, kecuali H dan He. H tergolong nonlogam, sedangkan He tergolong gas mulia.
b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA
Blok p disebut juga unsur-unsur representatif karena di situ terdapat semua jenis unsur logam, nonlogam, dan metaloid.
c. Blok d: golongan IIIB sampai dengan IIB
Blok d disebut juga unsur transisi, semuanya tergolong logam.
d. Blok f: lantanida dan aktinida
Blok f disebut juga unsur transisi–dalam, semuanya tergolong logam. Semua unsur transisi–dalam periode 7, yaitu unsur-unsur aktinida, bersifat radioaktif.
Sistem periodik unsur memperlihatkan pengelompokan unsur-unsur dalam blok s, p, d, dan f. Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000

SISTEM PERIODIK UNSUR

Seperti yang pernah kita pelajari di kelas X, bahwa sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal (periode) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-lajur vertikal (golongan) berdasarkan kemiripan sifat. Sedangkan pada pokok bahasan ini, kita akan mempelajari hubungan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron.
A. Hubungan Sistem Periodik dengan Konfigurasi Elektron
Para ahli kimia pada abad ke-19 mengamati bahwa terdapat kemiripan sifat yang berulang secara periodik (berkala) di antara unsur-unsur. Kita telah mempelajari usaha pengelompokan unsur berdasarkan kesamaan sifat, mulai dari Johann Wolfgang Dobereiner (1780 – 1849) pada tahun 1829 dengan kelompok-kelompok triad. Kemudian pada tahun 1865, John Alexander Reina Newlands (1838 – 1898) mengemukakan pengulangan unsur-unsur secara oktaf, serta Julius Lothar Meyer (1830 – 1895) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907) pada tahun 1869 secara terpisah berhasil menyusun unsur-unsur dalam sistem periodik, yang kemudian disempurnakan dan diresmikan oleh IUPAC pada tahun 1933. Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama ditempatkan pada periode (baris) yang sama.

Unsur-unsur yang hanya mempunyai satu kulit terletak pada periode pertama (baris paling atas). Unsur-unsur yang mempunyai dua kulit terletak pada periode kedua (baris kedua), dan seterusnya.
Contoh:
5B : 1s2, 2s2, 2p1                                             periode 2
15P : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p3                             periode 3
25Mn : [Ar] 3d5, 4s2                                        periode 4
35Br : [Ar] 3d10, 4s2, 4p5                                 periode 4
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan nomor periode suatu unsur dapat diambil dari nomor kulit paling besar. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang struktur atom, telah dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya, terutama oleh elektron valensi. Unsur-unsur yang memiliki struktur elektron terluar (elektron valensi) yang sama ditempatkan pada golongan (kolom) yang sama. Dengan demikian, unsur-unsur yang segolongan memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
Penentuan nomor golongan tidaklah sesederhana seperti penentuan nomor periode. Distribusi elektron-elektron terluar pada subkulit s, p, d, dan f sangatlah menentukan sifat-sifat kimia suatu unsur. Oleh karena itu, unsur-unsur perlu dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
1. Unsur-unsur Utama (Representatif)
 
Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s atau subkulit p.
Aturan penomoran golongan unsur utama adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).




2. Unsur-unsur Transisi (Peralihan)
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan sistem periodik.
Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf B.

3. Unsur-unsur Transisi-Dalam
Unsur-unsur transisi–dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi-dalam belum dibagi menjadi golongan-golongan seperti unsur utama dan transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida. Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f.
B. Kegunaan Sistem Periodik
    Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:
1. Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan  
    oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam dan 
    unsur nonlogam.
2. Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam adalah nomor 
    golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi unsur logam adalah nol. Hal 
    ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Sistem Periodik dan Aturan Aufbau; Blok s, p, d, dan f
Kaitan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron (asas Aufbau) dapat dilihat seperti pada gambar 1.11


Gambar 1.11 Sistem periodik unsur memperlihatkan pengelompokan unsur-unsur
dalam blok s, p, d, dan f


Dapat kita lihat bahwa asas Aufbau bergerak dari kiri ke kanan sepanjang periode, kemudian meningkat ke periode berikutnya. Setiap periode dimulai dengan subkulit ns dan ditutup dengan subkulit np (n = nomor periode). 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d

 


Berdasarkan jenis orbital yang ditempati oleh elektron terakhir, unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi atas blok s, blok p, blok d, dan blok f.
a. Blok s: golongan IA dan IIA
    Blok s tergolong logam aktif, kecuali H dan He. H tergolong nonlogam, sedangkan He tergolong 
    gas mulia.
b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA
    Blok p disebut juga unsur-unsur representatif karena di situ terdapat semua jenis unsur logam,   
    nonlogam, dan metaloid.
c. Blok d: golongan IIIB sampai dengan IIB
    Blok d disebut juga unsur transisi, semuanya tergolong logam.
d. Blok f: lantanida dan aktinida
    Blok f disebut juga unsur transisi–dalam, semuanya tergolong logam. Semua unsur 
    transisi–dalam periode 7, yaitu unsur-unsur aktinida, bersifat radioaktif.



 SOAL DISKUSI

1.    Tentukan letak unsur dengan susunan elektron sebagai berikut dalam sistem periodik.
a.    P = 1s2   2s2   2p3                                                                        
b.    Q = [Ne] 3s2  3p2
c.   S = [Ar] 4s1   3d10
d.    T = [Kr] 5s2   4d7
2.    Diketahui letak unsur dalam suatu periodik, tentukan kulit valensi serta elektron valensinya.
a.    Unsur X pada periode 3, golongan VIA
b.    Unsur Y pada periode 4, golongan VIB
c.    Unsur Q pada periode 5, golongan IIA
3.    Tentukan pada blok apa unsur berikut dalam sistem periodik.
a.    Unsur T ( Z= 19)
b.    Unsur Q ( Z= 25)
c.    Unsur R ( Z= 34)
4.    Unsur golongan berapakah yang termasuk:
a.    Blok s
b.    Blok p
c.    Blok d
d.   Blok f
Selamat Bekerjaaaa....

GOLONGAN UNSUR PADA TABEL PERIODIK

Nomor golongan suatu unsur menunjukkkan jumlah electron valensi unsure tersebut pada sub kulit teetentu. Golongan juga menunjukan kelompok unsure-unsur yang memiliki kemiripan sifat. Terdapat enem belas golongan (terdiri dari golongan IA-VIIIA dan golongan IB – VIIIB) yang digambarkan dalam delapan belas lajur vertical. Satu golongan yaitu golongan VIIIB menempati tiga jalur vertical.
Golongan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi).
  1. a.         Golongan A
Golongan A menempati blok s (electron valensi pada sub kulit s) dan blok p (electron valensi pada subkulit s dan p).
  1. 1.         Blok s
Unsur-unsur blok s dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
  • Golongan IA, memiliki konfigurasi electron valensi ns1, dan
  • Golongan IIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2
  1. 2.         Blok p
Unsur-unsur blok p dibagi menjadi enam golongan, yaitu :
  • Golongan IIIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np1
  • Golongan VIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np2
  • Golongan VA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np3
  • Golongan VIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np4
  • Golongan VIIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np5
  • Golongan VIIIA, memiliki konfigurasi electron valensi ns2np6
Tata cara penentuan nomor golongan untuk unsur golongan A berdasarkan konfigurasi elektronnya sebagai berikut :
  1. Tuliskan konfigurasi elektronnya
  2. Nomor golongan=jumlah electron valensi
  3. b.         Golongan b
Golongan B menempati blok d (electron valensi terletak pada subkulit s dan d) dan blok f (electron valensi terletak pada subkulit s dan f).
  1. 1.         Blok d
Unsur-unsur blok d dibagi menjadi delapan golongan, yaitu :
  1. Golongan IB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d10 ns1.
  2. Golongan IIB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d10 ns2.
  3. Golongan IIIB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d1 ns2.
  4. Golongan IVB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d2 ns2.
  5. Golongan VB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d3 ns2.
  6. Golongan VIB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d5 ns1.
  7. Golongan VIIB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d5 ns2.
  8. Golongan VIIIB, memiliki konfigurasi electron valensi (n-1) d6 ns2, (n-1)d7ns2, dan (n-1) d8ns2,
Tata cara penentuan nomor golongan untuk unsur golongan B blok d berdasarkan konfigurasi elektronnya sebagai berikut :
  1. Tuliskan konfigurasi elektronnya
2.      Susun ulang konfigurasi electron berdasarkan urutan nomor kulit
  1. Nomor golongan=jumlah electron valensi. Unsure electron valensinya berjumlah delapan, Sembilan dan seppuluh termasuk golongan VIIIB, sedangkan atom yang jumlah electron valensinya sebelas termasuk golongan IB dan atom yang jumlah electron valensinya dua belas termasuk golongan IIB
2. Blok f
Unsur-unsur blok f disebut juga golongan transisi dalam unsure-unsur blok fdibagi menjadi dua golongan (tanpa diberi nomor), sebagai berikut :
  1. Golongan lantanida, memiliki electron valensi dan orbital 4f1 6s2 sampai dengan orbital 4f14 6s2
  2. Golongan oktinida, memiliki electron valennsi dan orbital 5f1 7s2 sampai dengan orbital 5f14 7s2
Tata cara penentuan nomor golongan unsure-unsur blok f adalah sebagai berikut ;
1.  Tuliskan konfigurasi electron unsure
2. Jika electron terakhir terletak pada orbital 4f, unsure tersebut termasuk golongan lantanida. Jika electron terakhir terletak pada orbital 5f, unsure tersebut termasuk golongan aktinida.

Selasa, 02 Desember 2014

GOLONGAN PADA SISTEM PERIODIK UNSUR

Setiap atom memiliki konfigurasi elektronik yang berbeda dengan atom lain. Dan konfigurasi elektronik tersebut, diketahui elektron valensi suatu atom. Penyusunan unsur-unsur dalam satu golongan berdasarkan banyaknya elektron valensi unsur-unsur tersebut. Elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar. Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang mirip. Secara umum, sekarang ini terdapat dua jenis bentuk TPU yang banyak digunakan yaitu berdasarkan aturan Amerika dan atiran IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Menurut aturan Amerika, unsur-unsur dibagi dalam dua kelompok besar yaitu golongan A dan B. Unsur-unsur yang terletak pada golongan A disebut sebagai unsur-unsur golongan utama. Unsur-unsur golongan utama biasanya dinamai berdasarkan nomor kelompok mereka dalam tabel periodik seperti golongan IA, golongan IIA dan seterusnya. Namun agar lebih memudahkan, beberapa golongan memiliki nama khusus seperti golongan IA(Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) disebut golongan alkali. Sedangkan unsur-unsur golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra) disebut golongan alkali tanah. Sedangkan unsur-unsur VIIA (F, Cl, Br, I, dan At) biasanya disebut golongan halogen dan unsur-unsur golongan VIIIA (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) disebut golongan gas mulia.
Ketika membentuk ion-ionnya, logam-logam golongan utama umumnya melepaskan sejumlah elektron yang sama dengan nomor golongannya. Misalnya atom Na (golongan IA) cendrung melepaskan satu elektron menjadi Na+, dan atom Ca (golongan IIA) cenderung melepaskan dua elektron menjadi Ca2+. Ketika membentuk ion-ionnya, atom-atom nonlogam cenderung menerima elektorn. Banyaknya jumlah elektron yang diterima oleh atom nonlogam adalah 8 dikurangi nomor golongannya. Misalnya atom O (golongan VIA) akan menerima 8 - 6 = 2 elektron untuk menjadi O2-, dan atom Cl (golongan VIIA) akan menerima 8-7 = 1 elektron untuk membetuk Cl-. Aturan "8 dikurangi nomor golongan" berarti untuk atom Ne (golongan 8) akan menerima elektron 8 - 8 = 0. Dengan demikian, atom-atom gas mulia (golongan VIIIA) sangat kecil kemungkingan untuk membentuk ion.
Unsur-unsur yang terletak pada golongan B disebut juga sebagai unsur-unsur golongan transisi. Semua unsur ini adalah logam, maka biasanya disebut juga logam-logam transisi. Disamping itu, terdapat golongan transisi dalam. Unsur-unsur transisi dalam dibagi menjadi dua yaitu 14 unsur setelah lantanium (Z=57) disebut sebagai unsur lantanida dan 14 unsur setelah aktinum (Z = 89) disebut sebagai unsur-unsur aktinida. Seperti halnya logam-logam golongan utama, logam transisi juga membentuk ion positif, tetapi jumlah elektron yang dilepaskan umumnya tidak berhubungan dengan nomor golongannya. Lebih lanjut, umumnya logam-logam transisi dapat membentuk dua atau lebih ion-ion dengan muatan yang berbeda.
Menurut aturan IUPAC golongan dituliskan berderet dari 1-18 dan penulisan A dan B tidak digunakan. Dalam tabel ini, golongan yang meliputi unsur Fe, Co, dan Ni juga dipisahkan dan memiliki penomoran tersendiri. Dari kedua sistem periodik ini, aturan Amerika lebih banyak digunakan. Hal ini disebabkan aturan Amerika lebih sistematis dan mudah dipahami dari sistem IUPAC.
Sekian tulisan tentang Golongan dalam Tabel Sistem Periodik, semoga bermanfaat.

Contact With Us

Nama

Email *

Pesan *