
RAHASIA DIBALIK NANO TEKNOLOGI
Nanoteknologi telah
dianggap sebagai ilmu pengetahuan baru di masa mendatang, dengan inovasi
terbaru menggunakan partikel mikro yang dapat digunakan untuk
menghilangkan kerut wajah, memperkokoh botol kemasan, dan membersihkan
pakaian tanpa air.
Nanoteknologi adalah teknologi yang menggunakan skala nanometer, atau
sepersemilyar meter, merupakan teknologi berbasis pengelolaan materi
berukuran nano atau satu per miliar meter, dan merupakan lompatan
teknologi untuk mengubah dunia materi menjadi jauh lebih berharga dari
sebelumnya.
Dengan menciptakan zat hingga berukuran satu per miliar meter (nanometer), sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Sehelai rambut manusia, secara kasarnya memiliki diameter 80.000 nanometer. Itu berarti ukurannya bisa mencapai 100.000 kali lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia.
Seluruh benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Para ilmuwan mengatakan bekerja dengan partikel-partikel ini dapat memberi harapan untuk membangun mesin miniatur atom, sama seperti setiap mahkluk hidup juga tersusun dari atom.
Pengaruh Manusia
Masalahnya adalah bahwa partikel-partikel ini dapat membahayakan tubuh manusia, dan ilmuwan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka benar-benar dapat memahami efek yang dihasilkan dari penggunaan nanoteknologi ini. Partikel nano sangat kecil sehingga dapat masuk melalui sebuah membran sel tanpa diketahui namun dapat membawa cukup besar materi asing di antara untaian DNA.
Tidak ada studi kesehatan jangka panjang terhadap masalah ini, namun para peneliti telah mengamati kanker otak pada ikan yang mencernakan sejumlah kecil partikel karbon nano. Tikus yang menghirup karbon nanotube memiliki masalah pada paru-parunya.
Tidak perlu risau memikirkan hal-hal ini akan membahayakan, kata John Balbus, kepala ilmuwan kesehatan di Enviromental Defense, sebuah lembaga kebijakan umum. Namun kita perlu berhati-hati pada kemampuan partikel nano yang dapat masuk ke dalam tubuh di mana partikel-partikel kimia lainnya tidak memiliki kemampuan tersebut.
Dengan menciptakan zat hingga berukuran satu per miliar meter (nanometer), sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Sehelai rambut manusia, secara kasarnya memiliki diameter 80.000 nanometer. Itu berarti ukurannya bisa mencapai 100.000 kali lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia.
Seluruh benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Para ilmuwan mengatakan bekerja dengan partikel-partikel ini dapat memberi harapan untuk membangun mesin miniatur atom, sama seperti setiap mahkluk hidup juga tersusun dari atom.
Pengaruh Manusia
Masalahnya adalah bahwa partikel-partikel ini dapat membahayakan tubuh manusia, dan ilmuwan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka benar-benar dapat memahami efek yang dihasilkan dari penggunaan nanoteknologi ini. Partikel nano sangat kecil sehingga dapat masuk melalui sebuah membran sel tanpa diketahui namun dapat membawa cukup besar materi asing di antara untaian DNA.
Tidak ada studi kesehatan jangka panjang terhadap masalah ini, namun para peneliti telah mengamati kanker otak pada ikan yang mencernakan sejumlah kecil partikel karbon nano. Tikus yang menghirup karbon nanotube memiliki masalah pada paru-parunya.
Tidak perlu risau memikirkan hal-hal ini akan membahayakan, kata John Balbus, kepala ilmuwan kesehatan di Enviromental Defense, sebuah lembaga kebijakan umum. Namun kita perlu berhati-hati pada kemampuan partikel nano yang dapat masuk ke dalam tubuh di mana partikel-partikel kimia lainnya tidak memiliki kemampuan tersebut.
Para ilmuwan
meramalkan bahwa dalam beberapa tahun kedepan diyakini akan terjadi
revolusi industry kelima yang berdampak luar biasa,diman tercetus dari
rahim nanoteknologi yang baru solid terbentuk pada awal millennium
kedua.
menurut Nurul Taufiqu
Rochman Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI), “Nanoteknologi
diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi
industri baru di abad ke-21.
Pengembangan
nanoteknologi di Indonesia boleh dikatakan masih sangat prematur.
Kondisi ini,tidak jauh berbeda dengan negara-negara Asean lainnya.
“Ke depan, industri
yang tidak menerapkan nanoteknologi tidak akan mampu ikut dalam
persaingan global,” menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Depperin Dedi Mulyadi.
Oleh karenanya, berbagai negara di dunia, terutama negara-negara
maju, berusaha keras melakukan berbagai strategi penguasaan dan
pengembangan nanoteknologi. Strategi pengembangan nanoteknologi pada
masing-masing negara tersebut, umumnya mengacu pada kompetensi
negaranya.
BEBERAPA MANFAAT NANOTEKNOLOGI
Manfaat Nanoteknologi Untuk Mengobati Penyakit
Mengatasi bahkan
mengobati penyakit pun bisa dilakukan nanoteknologi. Penderita
hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi
obat, cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu.
Hal itu menjadi kenyataan setelah sejumlah profesor dari Universitas
Tsinghua dan Universitas Beijing, RRC, melakukan riset bertahun-tahun
untuk menggabungkan pengobatan tradisional Cina dengan teknologi modern
berupa bioteknologi dan nanoteknologi.
Hasilnya, ternyata bahan baku alami obat tradisional Cina dapat diperkecil hingga ke ukuran nano, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh, menstabilkan tubuh pada fungsi hati, melancarkan aliran darah, meningkatkan peredaran darah, melarutkan darah yang mengental dan menggumpal, mengurangi daya hambat pembuluh darah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan ke tingkat normal pada penderita hipertensi.
Hasilnya, ternyata bahan baku alami obat tradisional Cina dapat diperkecil hingga ke ukuran nano, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh, menstabilkan tubuh pada fungsi hati, melancarkan aliran darah, meningkatkan peredaran darah, melarutkan darah yang mengental dan menggumpal, mengurangi daya hambat pembuluh darah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan ke tingkat normal pada penderita hipertensi.
Memproses Makanan Dengan Nanoteknologi
Makanan sehat dan
bergizi yang mampu diserap dengan baik oleh tubuh, ternyata jauh lebih
baik jika makanan tersebut diproduksi dengan menggunakan nanoteknologi.
Oleh ilmuwan asal Belanda, nanoteknologi menjanjikan teknik yang
dapat membawa bahan gizi yang sehat untuk membawa tubuh lebih efisien
dalam menyerap kandungan nutrisi dalam makanan, sehingga tidak ada
vitamin baik di dalam makanan, yang terbuang percuma.
Para peneliti tersebut, tengah berusaha keras agar makanan yang dihasilkan dari nanoteknologi benar-benar bisa membawa dampak positif. Apalagi, ada beberapa peneliti yang meyakini kandungan logam, perak, dalam kemasannya dapat membahayakan.
Para peneliti tersebut, tengah berusaha keras agar makanan yang dihasilkan dari nanoteknologi benar-benar bisa membawa dampak positif. Apalagi, ada beberapa peneliti yang meyakini kandungan logam, perak, dalam kemasannya dapat membahayakan.
Teknologi Kuantum dan Komputer Masa Depan
Kecepatan komputer mengolah informasi sangat ditentukan oleh prosesornya. Dalam teknologi digital silikon (konvensional), untuk meningkatkan kecepatan prosesor kerapatan transistor dalam cip prosesor harus ditingkatkan. Upaya untuk meningkatkan kerapatan transistor ini tidak mungkin dilakukan terus menerus tanpa batas karena suatu saat pasti akan mencapai maksimum, yaitu ketika ukuran transistor sudah tidak dapat diperkecil lagi. Pada keadaan ini perlu ditemukan teknologi baru, misalnya teknologi kuantum, untuk meningkatkan kecepatan prosesor.Istilah kuantum (quantum) belakangan ini mulai populer dan sering digunakan dalam berbagai konsep yang memperkenalkan suatu paradigma baru, misalnya quantum learning, quantum teaching, quantum business, dan sebagainya.
Sejalan
dengan perkembangan ilmu fisika dan informasi, belakangan ini telah
mulai dikembangkan komputasi kuantum yang menggunakan prinsip-prinsip
fisika kuantum. Komputasi kuantum ini nantinya diharapkan dapat
melahirkan teknologi kuantum yang memungkinkan terobosan teknologi untuk
mewujudkan komputer masa depan (komputer kuantum) yang bekerja dengan
cara yang sama sekali berbeda dengan komputer konvensional yang dikenal
saat ini.
Apa yang membedakan komputer kuantum dari komputer konvensional (digital)?
Kita
dapat mulai dengan mengamati secuil satuan informasi yang disebut satu
bit, yaitu satu sistem fisis yang dapat dinyatakan dalam satu di antara
dua keadaan (dua nilai logik) yang berbeda:
ya atau tidak,
benar atau salah,
0 atau 1.
Satu
bit informasi dapat diberikan oleh dua keadaan polarisasi cahaya atau
dua keadaan elektronik suatu atom. Namun, jika satu atom dipilih untuk
merepresentasikan satu bit informasi maka menurut mekanika kuantum di
samping kedua keadaan elektronik yang berbeda, atom tersebut dapat pula
berada dalam keadaan superposisi (paduan) dua keadaan tersebut. Atom
tersebut dapat berada pada keadaan 0 dan 1 secara serentak. Secara umum,
satu sistem kuantum dengan dua keadaan atau quantum bit (qubit) dapat
dibuat berada dalam suatu keadaan superposisi dari kedua keadaan
logiknya.
Perbandingan
berikut. Register konvensional tiga bit dalam satu saat hanya dapat
menyimpan satu dari 8 kemungkinan keadaan yang berbeda seperti:
1. 000 =0
2. 001 =1
3. 010 =2
4. 011 =3
5. 100 =4
6. 101 =5
7. 110 =6
8. 111 =7
Sebaliknya,
suatu register kuantum tiga qubit dalam satu saat dapat menyimpan 8
kemungkinan keadaan yang berbeda tersebut secara serentak sebagai suatu
superposisi kuantum. Jika jumlah qubit terus ditambahkan pada register
maka kapasitas penyimpanan keadaan (informasi) dalam register akan
meningkat secara eksponensial, yaitu secara serentak 3 qubit dapat
menyimpan 8 keadaan berbeda, 4 qubit dapat menyimpan 16 keadaan berbeda,
dan seterusnya sehingga secara umum N qubit dapat menyimpan sejumlah 2N keadaan berbeda.
DUA PAKAR KUANTUM OPTIK MERAIH PENGHARGAAN NOBEL
Ahli kuantum optik Serge Haroche asal
Prancis dan David J. Wineland asal Amerika Serikat meraih anugerah Nobel
Fisika tahun ini. Keduanya berjasa menyusun eksperimen untuk meneropong
partikel kuantum yang tak kasat mata.
“Pekerjaan mereka menjadi gerbang
komputasi kuantum,” ujar komite Nobel dalam pengumuman yang disiarkan
langsung, Selasa, 9 Oktober 2012.
Kedua
fisikawan secara terpisah mempelajari benda-benda kecil yang tak kasat
mata. Mereka mampu menjinakkan dan mengurung partikel cahaya, ion, dan
atom dan menyimpannya ke dalam ruangan yang sempit. Bagi fisikawan,
partikel ini dianggap liar dan sulit ditangkap. Padahal, penelitian
fisika kuantum membutuhkan partikel jinak untuk diperiksa interaksinya.
Teknik
memerangkap partikel yang amat kecil ini kemudian dipakai untuk berbagai
teknologi yang bermanfaat di masa depan. Partikel bermuatan yang
diperangkap Wineland dari Harvard University, misalnya, bisa dijadikan
bandul jam paling akurat di jagat raya. Jika jam bandul ion dinyalakan
sejak awal pembentukan alam semesta–sekitar 14 miliar tahun
lalu–kesalahan jam tersebut hanya sebesar 5 detik saja. Jam paling
akurat saat ini menggunakan atom caesium sebagai bandul.
Teknik
memerangkap partikel cahaya oleh Haroche yang kini bekerja di Universite
Pierre et Marie Curie menjadi dasar bagi era baru komputasi. Selama ini
informasi komputer dikirimkan ke melalui kode 1 dan 0 secara
bergantian. Namun kuantum komputer yang menggunakan prinsip fisika
kuantum memungkinkan ilmuwan mendobrak batasan ini. Dalam komputasi
kuantum, informasi seperti 1 dan 0 bisa dikirim bersamaan. Akibatnya,
jumlah informasi yang dikirimkan bisa lebih cepat dan lebih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar